Penggunaan pestisida sintetis memang sudah menjadi kebutuhan wajib bagi para petani. Mereka tidak menyadari atau bahkan tidak peduli kalau kandungan DDT dalam pestisida sintetis adalah perusak lingkungan dan berbahaya bagi manusia. Dampak negatif dari pestisida sintetis tidak terlihat secara langsung melainkan perlahan lahan tapi pasti, salah satunya adalah pemicu kanker, tumor, dan penyakit lainnya, serta dapat menyebabkan mutasi genetik. Bahkan negara maju seperti USA telah melarang penggunaan DDT dalam pestisida. Akhirnya para ilmuan mengembangkan pestisida yang ramah lingkungan karna terbuat dari bahan bahan alami seperti yang akan admin bahas kali ini. Bahan dan Alat:
:right: 2 kg umbi gadung.
:right: 1 kg tembakau.
:right: 2 ons terasi.
:right: ¼ kg jaringao (dringo).
:right: 4 liter air.
:right: 1 sendok makan minyak kelapa/minyak goreng, Parutan kelapa dan Saringan kelapa (kain tipis).
:right: Ember plastik, Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung). Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas. Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas Tembakau. jaringao dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis: 1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air. 2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan: Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit. Dapat menolak hama dan penyakit. Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran: Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat.
Catatan : sebaiknya penyemprotan dilakukan pada sore/malam hari, karena pestisida alami tidak menyukai panas sinar matahari.
Tidak masalah apabila penyemprotan dilakukan secara berlebihan.
Artikel terkait:
kunjungan pagi sob ,,kunbal ya
BalasHapusok gan.......
BalasHapuswah ..patut dicoba nihh gan..
BalasHapuskunbal y ..
sip gan..
BalasHapus